free page hit counter
Home » Kepala BNPT : Jangan Sampai Media Sosial Dikuasai Kriminal

Kepala BNPT : Jangan Sampai Media Sosial Dikuasai Kriminal

Kepala BNPT : Jangan Sampai Media Sosial Dikuasai Kriminal

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar berpesan agar media sosial jangan sampai dikuasai oleh kriminal. Termasuk kelompok terorisme.

“Hal ini karena media sosial sudah jadi ruang publik, dan rawan penyalahgunaan” kata Boy Rafli dalam acara silaturahmi Duta Damai Dunia Maya, Pusat Media Damai (PMD), dan BNPT pada Jumat (26/6/2020).

Boy Rafli mengatakan bahwa beberapa penyalahgunaan itu seperti penyebaran paham radikalisme, kekerasan dan juga intoleransi. Hal ini menurutnya tidak sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa yang tertuang dalam proklamasi pada UUD 1945.

“Perlu rasa tanggungjawab kita bersama untuk mewujudkan perdamaian diantara masyarakat kita” tandasnya.

Ia kemudian meminta kepada para Duta Damai Dunia Maya yang hadir agar memberikan literasi dan edukasi kepada masyarakat khususnya di media sosial. Agar masyarakat tidak terpengaruh oleh paham radikalisme, kekerasan dan intoleran.

Masih dalam acara yang sama, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis mengatakan bahwa Duta Damai Dunia Maya merupakan kumpulan anak muda yang direkrut menjadi relawan oleh BNPT untuk menyebarkan konten positif di dunia maya.

Organisasi kerelawanan ini telah dibentuk sejak tahun 2016 dan kini tersebar di 13 provinsi Indonesia. Dengan total anggotanya mencapai 780 anggota. Salah satunya adalah di provinsi Jawa Tengah. Selain itu, juga telah dilakukan pembentukan Duta Damai Dunia Maya regional Asia Tenggara. 

Menurut Hendri, ada tiga hal yang menjadi dasar pembentukan dari Duta Damai Dunia Maya. Diantaranya adalah perubahan pola penyebaran paham radikalisme dan terorisme yang kini memanfaatkan kemajuan teknologi media sosial.

“Hal lain yang mendasari pembentukan Duta Damai Dunia Maya adalah bahwa nilai yang akan disampaikan lebih mudah tersampaikan bila anak muda menyampaikan ke anak muda.” tambah Hendri.

Selain itu ia menambahkan bahwa kelompok terorisme kini semakin sulit dideteksi. Kelompok terorisme kini telah membaur di masyarakat tanpa menggunakan atribut-atribut yang sering dipakai.