free page hit counter
Home » Menilik Kata Natal dan Maulid Menyatukan Perdamaian Kemanusiaan

Menilik Kata Natal dan Maulid Menyatukan Perdamaian Kemanusiaan

Menilik Kata Natal dan Maulid Menyatukan Perdamaian Kemanusiaan

Dari judulnya saja pasti sudah tentu kontra sekali. Hari sakral bagi dua agama yang dilaksanakan hampir bersamaan ini menyiratkan pesan simbolik bahwa kerukunan beragama menjadi penting untuk digelorakan. Penggunaan dua kata di atas dalam satu nafas, satu aliran darah dari Nabi Adam as. Historis lah yang membedakan adanya perbedaan tersebut. Dua tradisi tersebut sudah sangat familiar jika salahsatu dari keduanya saling menghormati dan merayakan, perbedaan itulah yang membentuk kita saling menghormati, gotong royong, dan mempersatukan.

Natal dan Maulid disini mempunyai arti sempit, berbeda lagi dengan kata Harlah menunjuk penggunaan kelahiran institusi, akademik, atau menunjuk kepada kelahiran seseorang. Kata Maulid dan Natal menurut Gus Dur dalam tulisan nya pada tanggal 20 Desember 2003 yaitu, kata Maulid selalu diartikan saat kelahiran Nabi Muhammad Saw. Dan kata Natal bagi kebanyakan orang, termasuk kaum Muslimin dan terlebih-lebih kaum Nasrani, memiliki arti khusus yaitu hari kelahiran Isa Al-Masih.

Sedangkan Maulid adalah saat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pertama kali dirayakan kaum Muslimin atas perintah Sultan Shalahuddin al-Ayyubi dari Dinasti Mamalik yang berkebangsaan Kurdi. Dengan maksud untuk mengobarkan semangat kaum Muslimin, agar menang dalam perang Salib (crusade), maka ia memerintahkan membuat peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. Enam abad setelah Rasulullah wafat.

Natal, dalam kitab suci Al-Qur’an disebut sebagai “Yauma Wulida” (hari kelahiran, yang secara historis oleh para ahli tafsir dijelaskan sebagai hari kelahiran Nabi Isa, seperti terkutip: “kedamaian atas orang yang dilahirkan (hari ini)” (salamun yauma wulid) yang dapat dipakaikan pada beliau atau kepada Nabi Daud.

Begitupun pengakuan kitab suci Al-Qur’an tentang Natal, sebagai kata penunjuk hari kelahiran beliau, yang harus dihormati oleh umat Islam bahwa, hari kelahiran itu memang harus dirayakan dalam bentuk berbeda, atau dalam bentuk yang sama tetapi dengan maksud yang berbeda, adalah hal yang tidak perlu dipersoalkan.

Hari lahir Nabi Muhammad diperingati dengan berbagai cara. Misalnya, dengan membaca sholawat bersama-sama diiringi rebana dan tarian sufi, ada juga dengan selametan dengan penyajian nasi beserta berbagai macam lauk pauk khas daerah masing-masing. Selain masyarakat muslim para tokoh Agamawan pun turut ikut meramaikan, salahsatu contohnya acara maulid di Pondok Pesantren Roudhotus Sholihin Demak, seperti para pastor dan pendeta.

Sedangkan hari Natal di Indonesia dirayakan dengan cara yang sangat sederhana dengan berkumpul dengan keluarga, melaksanakan ibadah dan dilanjut dengan makan bersama, tak jarang juga geraja yang ada di Semarang salah satunya Gereja Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci – Randusari, Katedral Semarang merayakan Natal dengan cara mengundang lintas agama untuk berdoa dan makan bersama, tercipta suasana sangat hangat dalam bingkai perbedaan ini.

Walaupun kata Natal dan Maulid artinya sangat sempit namun sama-sama memiliki tujuan yaitu merayakan kelahiran. Kita bergotong royong untuk menciptakan ruang ruang damai antara umat manusia untuk kemanusiaan, perbedaan menjadikan kita untuk menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama kita masing-masing.

Peringatan Maulid dan Natal merupakan perenungan kesucian batin. Perenungan batin berarti mencoba untuk menghilangkan prasangka buruk antar umat beragama. Kesucian batin berarti memberikan ruang kepada lintas agama untuk melaksanakan ritual keagamaannya secara merdeka tanpa ada intervensi dan intimidasi dari pihak manapun.

Maka, Maulid nabi dan Hari Natal hadir berdampingan sebagai upaya untuk melahirkan kembali sikap toleransi terhadap agama-agama di dunia. Nilai-nilai ajaran agama yang dibawa Yesus dan Nabi Muhammad Saw ialah sikap damai, kasih, saling tolong menolong kepada sesama dan menjunjung tinggi perbedaan antar umat beragama.

Leave a Reply

Your email address will not be published.