free page hit counter
Home » Moderasi Islam Wathaniyah : Quraish Shihab

Moderasi Islam Wathaniyah : Quraish Shihab

Moderasi Islam Wathaniyah : Quraish Shihab

Sahabat Damai, banyak dari kita yang mendengar tentang istilah Islam Wasathiyah. Namun, apakah sudah mengetahui maksud dari Islam Wasathiyah itu sendiri? Nah, kesempatan kali ini, mimin akan membahs tentang penisbahan wasathiyah moderasi ke dalam ajaran Islam menurut Abah Quraish Shihab.

Islam Wasathiyah yaitu Islam yang moderat tidak memihak, tetapi bukan berarti tidak memiliki prinsip dan meninggalkan ibadah. Moderat dimaksudkan sebagai konsep yang melawan aksi teror yang mengatasnamakan agama, yang tidak memiliki batas-batas Islam, kemanusiaan, moral, kesadaran, dimanapun itu berada, tidak ada seorang pun yang memliki akan menentang perjuangan semacam ini. Sedangkan istilah wasathiyah berasal dari Al-Qur’an yang berarti umat yang tengah-tengah.

Allah SWT berfirman, “Demikian kami menjadikan kamu umat yang menampilkan wasathiyah, moderasi dalam ajaran sikap-sikap yang diajarkan-Nya”

Agar kita dapat menjadi saksi dari kebenaran manusia, sekaligus menjadi sosok yang disaksikan oleh manusia. Quraish Shihab juga menyampaikan, bahwasannya banyak ayat yang menjelaskan tentang hal tersebut, salah satunya adalah:

“Jangan jadikan tanganmu terbelenggu ke lehermu. Jangan juga mengulurkannya sedemikian rupa, yakni jangan kikir dan jangan juga boros.”

Sesuatu yang dinilai baik itu, berada di dua ekstrim, keberanian baik manakala berada di antara kecerobohan dan sifat takut. Kesucian baik manakala ia berada pada sikap yang tidak sewenang-wenang melakukan pelanggaran dan tapi pada saat yang sama dia tidak terbelenggu sehingga dapat menjadi seseorang yang menekan nafsunya sehingga menekan pada penyaluran yang tidak benar.

Wasathiyah menuntut pelakunya atau penganutnya paling tidak dengan dua hal, yaitu pengetahuan dan menahan emosi. Pengetahuan dalam hal ini sangatlah penting, layaknya ilmu tanpa pengetahuan tentu akan berbahaya. Kita tidak bisa melihat sesuatu secara baik, kita tidak mengetahui siapa yang berada di posisi tengah apabila kita tidak melihat siapa yang berada di posisi kiri dan kanan. Kita tidak boleh pula serta merta menafsirkan secara hal secara dangkal tanpa dasar keilmuan yang benar dan dari sumber ahlinya.

Bahwa memang sangatlah penting untuk menuntut ilmu secara benar dan dengan guru yang tepat dalam keilmuan tersebut. Apalagi yang berkaitan dengan agama. Sering kali manusia mengklaim kebenaran selalu dari pihak kita, itu menandakan bahwa kita kosong. Kita tidak berpikiran bahwa bisa jadi apa yang dianut orang lain juga memiliki kebenaran, yang tidak diketahui oleh kita.

Kedua, yang perlu dimiliki oleh wasatiyah adalah menahan emosi. Bukan hanya menetapkan siapa yang benar dan salah, namun kita jupa perlu untuk menahan emosi atau hastrat agar tidak melampaui batas yang dapat mengakibatkan mengarah pada sifat ekstrim.

Seperti yang di jalaskan dalam ayat di surat Huud yang memeritahkan Nabi untuk istiqomah, seperti berikut:

Maka tetaplah kamu (pada jalan yang benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah bertaubat bersama kamu. Dan janganlah kalian melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kalian kerjakan [Hûd/11: 112]

Perintah beristiqomah di atas dipahami oleh para ulama dimaksudkan untuk menegakkan wasathiyah. Sehingga, jangan sampai, karena ingin melakukan kebaikan dan ingin mencapai suatu kesempurnaan lalu melakukan hal-hal melebihi apa yang di kehendaki Allah. Oleh karena itu, jangan pernah melampaui batas sahabat.

Abah Quraish Shihab menambahkan bahwa, Rasulullah pernah berpesan “Jangan melampaui batas, walau dalam kebaikan berwudlu lebih dari tiga kali terlarang walau Anda berwudlu di air yang mengalir itu bukan wassathiyah tetapi itu melampaui batas.”

Sahabat Damai, semoga kita bisa melaksanakan dan dapat dapat mengamalkan wasathiyah ini dengan baik. Semoga bermanfaat. Raundoh Tul Jannah (R.T.J)

Referensi Sumber :

Mutiara Hati SCTV 4 Juni 2019

https://almanhaj.or.id/3669-ayat-terberat-untuk-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam.html

Leave a Reply

Your email address will not be published.