free page hit counter
Tradisi Bulan Ramadan Khas dari Berbagai Daerah di Jawa Tengah

Pada pertengahan menuju akhir bulan Maret 2023 terdapat fenomena yang paling ditunggu-tunggu oleh umat muslim dari seluruh penjuru dunia. Fenomena itu biasa disebut sebagai bulan ramadan.
Ramadan merupakan bulan suci bagi umat muslim yang dirayakan satu tahun sekali dengan menjalankan ibadah puasa selama 29 hingga 30 hari. Momentum ini biasanya ditandai dengan munculnya iklan-iklan seperti iklan sirup, iklan minuman bersoda, iklan biskuit, dan iklan penahan lapar.

Selain ditandai dengan munculnya iklan-iklan, selama bulan Ramadan terdapat tradisi-tradisi yang beragam di berbagai daerah. Sebut saja pasar Ramadan, sholat tarawih, dan tradisi beragam lainnya yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Tidak salah jika momen ramadan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu bagi segenap masyarakat muslim.

Adanya tradisi juga membuat Ramadan terasa sakral tanpa meninggalkan keseruannya. Berikut ini tradisi-tradisi bulan Ramadan diberbagai daerah :

  • Tradisi Nyadran di Jawa Tengah
    Jawa Tengah mempunyai tradisi untuk menyambut ramadan yang disebut nyadran. Tradisi ini dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Jawa Tengah yang biasanya digelar dari bulan ruwah menjelang puasa. Pada momentum ini banyak masyarakat melakukan kegiatan ziarah kubur, bersih desa atau makam, selamatan, makan bersama, sampai dengan sedekah bumi.
  • Tradisi Dugderan di Semarang, Jawa Tengah
    Dugderan merupakan suatu upacara yang dilaksanakan tiap menjelang bulan ramadan. Upacara ini merupakan perpaduan dari tiga etnis yang mendominasi Semarang yakni etnis Jawa, Tionghoa, dan Arab. Nama “Dugderan” diambil dari kata “dugder” yang berasal dari kata “dug” dan “der”. Dug berarti bunyi bedug yang ditabuh, sedangkan der berarti bunyi tembakan meriam. Bunyi “dug” dan “der” ini disebut sebagai pertanda akan datangnya awal ramadan. Menurut sejarahnya, upacara Dugderan ini diperkirakan mulai berlangsung sejak tahun 1881 di kala Semarang dipimpin oleh Bupati RMTA Purbaningrat. Hingga saat ini tradisi Dugderan masih diadakan sebagai petanda datangnya bulan ramadan.
  • Tradisi Dandangan di Kudus, Jawa Tengah
    Masyarakat Kudus mempunyai tradisi unik tersendiri yang dilakukan sebelum melaksanakan ramadan. Tradisi ini disebut sebagai Dandangan atau Dhandhangan. Dandangan merupakan tradisi warisan yang diturunkan langsung oleh Sunan Kudus. Awalnya Dhandangan bermula sejak 450 tahun lalu. Saat itu Sunan Kudus sedang memperkenalkan dan menyebarkan agama Islam di Utara Jawa Tengah. Salah satu kegiatan menarik dan unik pada tradisi khas Kudus ini yaitu pemukulan bedug Masjid Menara Kudus yang legendaris sebagai tanda datangnya bulan Ramadan.
  • Tradisi Unggah-Unggahan di Brebes, Jawa Tengah
    Salah satu daerah Panturan paling ujung barat yakni Brebes mempunyai tradisi tersendiri untuk menyambut bulan Ramadan yakni Unggah-Unggahan. Tradisi unggah-unggahan dilaksanakan saat malam nisfu syaban hingga sehari menjelang ramadan. Kata unggah-unggahan berasal dari kata “munggah” berarti naik atau masuk, yang dimaksud adalah berakhirnya bulan sya’ban dan masuknya bulan puasa sebagai bulan sakral bagi umat muslim.
  • Tradisi Pasudan di Solo, Jawa Tengah
    Menjelang datangnya ramadan banyak tradisi-tradisi yang unik dan menarik di berbagai wilayah, begitu juga dengan Solo. Kota solo mempunyai tradisi menarik yang dinamakan sebagai Padusan. Padusan merupakan kegiatan menyucikan diri sebelum ramadan dengan berendam di air atau mandi. Biasanya sekumpulan warga akan mencari kolam renang untuk dijadikan tempat mandi sebagai bagian dari kegiatan Padusan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.