Penguatan kembali nilai ideologi negara di hati pemuda, terutama mahasiswa memang dirasa perlu untuk dilakukan. Pancasila merupakan ideologi final yang telah ditetapkan sebagai dasar negara. Oleh karenanya setiap mahasiswa sebagai kaum terdidik harus mampu memahaminya secara utuh.
Di zaman serba cepat ini, paham-paham dari luar turut mengancam keberadaan Pancasila di hati masyarakat, tak terkecuali mahasiswa. BIN pun telah mengungkap hasil risetnya pada tahun 2017. Ada 24 persen mahasiswa setuju dengan tegaknya negara Islam di Indonesia. Sebuah angka yang cukup tinggi. Bila dalam buku Statistik Pendidikan Tinggi Tahun 2017 yang dikeluarkan oleh Kemenristekdikti ada hampir 7 juta mashasiswa terdaftar, maka 24 persenya atau 1 juta lebih mahasiswa setuju pendirian negara Islam. Karenanya diperlukan penanaman rasa nasionalisme tinggi agar mahasiswa terus menanamkan Pancasila di hatinya dan tidak terpengaruh paham lain.
Melihat data tersebut penulis teringat pada perbincangan saat bertemu dengan mahasiswa dari Riau. Pagi itu, Minggu, 28 Oktober 2018, selepas refreshing dari kepenatan hari-hari mahasiswa semester akhir di Car Free Day Simpang Lima Semarang, penulis putuskan mengunjungi kampus tercinta, UIN Walisongo untuk rehat sejenak. Di sanalah akhirnya bertemu dengan mahasiswi yang belum penulis kenal. Mahasiswa universitas Islam dari Riau, akunya. Mendengar nama universitas yang ia sebutkan, pikiran pun sekilas teringat seorang mahasiswa yang keras suarakan khilafah pada acara aksi kawal tokoh politik Amien Rais di Polda Merto Jaya, Jakarta (10/10/18). Tidak hanya dalam aksi tersebut mahasiswa itu serukan khilafah, namun akun Facebook-nya juga sempat viral karena seruan aksi ganti sistem… Baca Selengkapnya
Oleh: RIF
Leave a Reply