Menjadi pehlawan tidak harus bertempur membawa senjata ke medan perang, melawan penjajah demi membela bangsa. Seiring pesatnya perkembangan zaman, dengan bermodal ponsel yang terhubung ke internet, kita dapat pula berperan sebagai pahlawan penyelamat negara. Karena musuh negara tidak hanya berasal dari dunia nyata saja, dalam dunia internet terutama pada media sosial, banyak bertebaran postingan yang dapat memecah belah kedaulatan bangsa Indonesia.
Minimnya pengetahuan masyarakat terkait hal tersebut, membuat perpecahan yang tidak terliha di dunia nyata semakin masif terjadi. Melihat jauh kebelakan saat pemilihan presiaden pada 2014, masyarakat telah terpetak-petak menjadi dua golongan yang siap menerkam lawannya. Di dunia maya, orang-orang ramai mengutarakan pendapat dan menyebarkan informasi pada akun pribadinya maupun grup-grup media sosial semisal Facebook. Hal tersebut patut disayangkan karena sumber dari semua itu adalah tidak dapat dipertanggung jawabkan, hingga mencaci dan bullying mulai dibiasakan terjadi.
Kasus yang mungkin sukar untuk dilupakan adalah dugaan penistaan agama oleh Ahok. Lewat kasus tersebut, banyak berseliweran masyarakat yang mengutarakan pendapatnya berdasar pada tautan-tautang yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Banyak pula yang tiba-tiba mengerti agama setelah membuka Google… Baca Selengkapnya
Oleh: RIF
Leave a Reply