DUTADAMAIJAWATENGAH.ID – Dua bom bunuh diri meledak di pos keamanan dekat Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tunisia, Jumat (6/3). Akibat serangan itu, satu orang petugas kepolisian dilaporkan tewas.
Juru bicara antiteror Tunisia Sufyan Al-Sulati mengatakan, dua pelaku bom bunuh diri itu menggunakan peledak yang dipasang pada motor yang mereka kendarai. Dilansir dari CNN, Sabtu (7/3), serangan itu turut melukai empat petugas kepolisian dan satu orang warga sipil.
Seorang staf lokal di kedutaan dikabarkan terluka akibat serangan itu. Tapi, tidak ada warga Amerika yang dikabarkan terluka.
“Kami sangat marah dengan serangan ini, dan sedih mendengar laporan satu petugas kepolisian tewas,” kata juru bicara mereka. “Kami berterima kasih kepada pasukan keamanan Tunisia atas respons cepat mereka,” lanjutnya.
Departemen Luar Negeri AS juga telah bekerja sama dengan otoritas setempat untuk menyelidiki serangan bom bunuh diri itu. Namun, sampai saat ini, belum ada kelompok teroris yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
“Kami menegaskan kembali komitmen kami atas hubungan persahabatan dengan Tunisia untuk melawan terorisme,” ujar Dubes As untuk Tunisia, Donald Blome lewat akun Twitter Kedubes AS.
Pihak kedutaan juga mengimbau agar warga AS di Tunisia menghindari lokasi serangan untuk sementara waktu dan mengikuti perkembangan terkini soal berita pengeboman itu lewat media lokal.
Merujuk kantor berita negara setempat, Presiden Tunisia Qais Saeed juga telah menjenguk lima korban yang dirawat di Rumah Sakit Pasukan Keamanan Internal.
Pada tahun 2011, gelombang protes anti pemerintahan Arab Spring dimulai di Tunisia, dan transisi menuju pemerintahan yang demokratis turut disertai dengan berbagai kekerasan, termasuk serangan di Kota Sousse yang menewaskan 38 orang.
Tunisia juga telah berjuang melawan ekspansi para jihadis, dengan sejumlah besar warganya bergabung dengan kelompok-kelompok teroris seperti ISIS dan Al-Qaeda. (dmi/evn)