Pernah gak nemuin broadcast atau sebaran di medsos, terus sepintas kepikiran “Iya juga ya, masuk akal nih”. Padahal sumber yang tertera gak jelas dan belum dijamin kebenarannya. Bisa jadi nih, sebaran atau broadcast itu salah satu bentuk dari sesat pikir atau sering disebut logical fallacy. Sesat pikir? Apaan tuh? Coba saya jabarin ya.
Sebelumnya mari kita dalami lagi arti dari sesat pikir. What is logical fallacy? Fallacy sendiri berasal dari kata fallacia yang juga bermakna deception atau kurang lebih “menipu”. Nah menurut Irving M Copi et al (2014), sesat pikir ini merupakan tipe argumen yang nampak benar, namun sebenarnya sih memiliki penalaran yang ngawur alias salah.
Lalu gimana sih karakteristik dari sesat pikir ini? Ada cirinya gak sih? Kurang lebih ada tiga ciri sesat pikir yakni ada kesalahan logika berpikir, ada dalam argument, serta ada kesan “menipu”
Nah ternyata nih, ada berbagai macam bentuk dari sesat pikir. Lantas apa aja sih, jenis-jenis sesat pikir ini?
1. Ad Hominem
Yang pertama ada Ad Hominem. Gampangnya begini nih, misal, temenmu ada yang mohon maaf agak gendut nih. Kemudian nyaranin kamu agar diet dengan mengurangi makan nasi. Terus kamu bales, “Halah gendut aja sok-sokan ngasih tahu soal diet”. Ketika omongan si temenmu tadi ngasih tahu cara diet, justru kamu balas dengan argumen yang mengarah ke pribadi.
Padahal mah seharusnya, kamu mendalami lagi tentang kebenaran apa yang disampaikan tentang dietnya. Tanpa perlu mengurus pribadi lawan bicaranya. Hayoo jujur, siapa yang masih kadang begini? Gak boleh ya.
2. Argumentum Ad Populum
Argumentum ad populum atau bandwagon ini adalah saat suatu argumen/pernyataan dianggap benar karena banyak orang yang memiliki pemikiran yang sama kayak gitu. Padahal mah belum tentu bener juga.
Misalnya nih, kita lagi di jalan terus ngelanggar rambu dilarang belok kiri, terus ditilang sama pak polisi. Terus kamu beralasan, “Tadi itu saya lihat yang didepan saya belok pak. Jadi ya saya pikir boleh” Yang berarti juga ngelanggar rambu gak apa-apa toh banyak yang begitu. Gak gitu cara pikirnya, bro. Mentang-mentang banyak yang ngelakuin, terus dianggap itu hal yang benar? Gak begitu lah Bambang…
3. Hasty Generalization
Hasty Generalization atau disebut juga Overgeneralization adalah saat seseorang mengambil kesimpulan dengan terlalu menggeneralisir sesuatu. Misalnya, ada kasus penangkapan terduga teroris yang kebetulan pelakunya beragama islam. Terus kepikiran nih, “Semua muslim berarti teroris nih”. Weeeh gak gitu laah.
Yakali, 1,8 miliar manusia di bumi ini yang beragama islam langsung dianggap semuanya teroris. Cuma gara-gara sebagian kecil aksi dilakuin oleh muslim. Ya gak? Lagipula gak ada satupun agama di dunia ini mengenal apalagi mengakui terorisme sebagai aksi baik. Ya kan?
Yup biar gak terlalu Panjang segini dulu ya, nanti bakal ada lanjutannya kok. Pelan-pelan, soalnya harus jeli juga kan mengenali berbagai macam bentuk sesat pikir. Nanti lanjutannya bakal dikasih di bawah paragraf ini. Sampai ketemu di tulisan selanjutnya.
Leave a Reply