“I make 1 minute videos. Daily.”
Kalimat tersebut tertera pada bagian ‘pengalaman’ laman LinkedIn milik Nuseir Yassin: travel vlogger atau konten kreator asal Israel yang populer lewat akun Facebook, Nas Daily.
Yassin sendiri lahir pada 9 Februari 1992. Pria keturunan Arab-Israel ini tumbuh besar di Arraba, sebuah daerah di distrik Lower Galilee, utara Israel, yang mayoritas penduduknya warga Arab. Anak kedua dari empat bersaudara ini dibesarkan sebagai muslim walaupun memiliki 1% keturunan Yahudi-Eropa. Walaupun dalam beberapa video dia mendaku sebagai ‘bukan muslim yang taat’. Ibunya sendiri adalah guru, sedangkan ayahnya berprofesi sebagai psikolog.
Setelah lulus sebagai Sarjana Ekonomi dari Harvard, Yassin bekerja sebagai software developer untuk Venmo, perusahaan mobile payment yang merupakan anak perusahaan PayPal. Dikutip dari Business Insider, ia berpenghasilan 100 ribu dolar per tahun. Meski memiliki penghasilan sebesar itu, Yassin memutuskan keluar dari Venmo pada 2016 dengan alasan jenuh terhadap rutinitas. Ia pun memutuskan keliling dunia dengan bermodalkan tabungan sebesar 60 ribu dolar.
“Pekerjaan saya gajinya terlalu besar. Tak terlalu memuaskan. Saya merasa seperti menjual diri kepada uang. Hidup saya lebih berharga dari 120.00 dolar per tahun,” ujarnya kepada CNBC.
Pada saat yang bersamaan, Yassin pun membuat akun Nas Daily. Biasanya, para konten kreator berbasis video membuat konten berdurasi panjang dan cenderung berkutat di platform Youtube. Namun Yassin mengambil jalan lain: membuat video pendek dan bertahan di Facebook. Alasannya :
“Harus satu menit karena orang-orang selalu sibuk dan di Facebook karena teman-teman saya tidak ada yang di Youtube.”
Video tujuan pertamanya adalah Kenya, sebuah negara di. 18 hari setelah video tersebut tayang, beberapa media termasuk AJ+, kemudian menawarinya pekerjaan lepas untuk membuat bermacam konten video dan mengisi sederet lokakarya. Yassin setuju, ia pun mendapat bayaran cukup tinggi: 3.000 dolar per bulan.
Hingga kini, Yassin sudah berkeliling nyaris ke 100 negara di dunia selama lebih dari 1000 hari dan akun Nas Daily juga sudah disukai lebih dari tujuh juta orang. Yassin pun sempat bertemu dengan Mark Zuckerberg, pendiri Facebook. Usai pertemuan tersebut, akun Nas Daily diberi tanda “show” di lamannya.
Apa Yang Dapat Kita Pelajari?
Meskipun konten-konten yang Yassin buat banyak memiliki pesan positif dan kemanusiaan, Yassin sendiri tak luput dari berbagai kontroversi. Salah satu diantaranya yakni agama yang dianut Yassin. Yassin yang dalam salah satu videonya mengaku sebagai muslim yang tidak taat, dianggap sebagian orang sebagai pesan-pesan dalam kontennya hanya omong kosong belaka.
Banyak komentar yang bila ditarik benang merahnya, akan bermuara pada apapun konten yang dibuat oleh Yassin merupakan masalah dan diragukan kevalidannya. Terutama bagi sebagian umat muslim yang merasa dikhianati. Padahal konten-konten yang dibuatnya selalu mengajak pada perdamaian, menjawab prasangka terhadap suatu golongan, mendorong keselamatan bumi dan lingkungan. Penulis pribadi tak habis pikir dengan orang yang masih berpikiran seperti demikian.
Padahal, ihwal fakta apa yang disampaikan seseorang itu tidak perlu melihat latar belakang seseorang. Apalagi agama yang dianutnya. Jika itu fakta, yang memang sesungguhnya terjadi, maka itulah kebenaran. Meskipun kemudian salah satu videonya tentang perdamaian antara Palestina dengan Israel yang dinilai sebagai hanya masalah perbedaan Ras dan Agama kemudian dikritik pengamat sebagai ‘secara sengaja tidak menampilan problematika secara utuh’.
Hal lain yang menurut penulis pelajari dari Yassin ini sendiri adalah tentang keberaniannya keluar dari zona nyaman. Dengan gaji sebesar 100 ribu dollar amerika serikat per tahun, dan juga jaminan karir karena dia lulusan Harvard, Yassin memilih untuk keluar dari pekerjaannya. Untuk kemudian melihat bagian kecil dari dunia, yang kemudian disampaikan ke seluruh dunia. Bahwa hidup manusia itu, lebih berharga daripada 100 ribu dollar amerika.
Leave a Reply