Jakarta – Prof. Dr. Philip K Wijaja kembali ditetapkan sebagai Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) periode 2022-2026. Hal ini sesuai dengan perolehan suara dalam musyawarah mufakat yang dilaksanakan oleh 8 organisasi, majelis, dan pendiri Permabudhi yang berlokasi di aula Tzu Chi School, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara pada Minggu, (25/09/2022).
Dalam sambutannya, Philip mengajak seluruh umat Agama Buddha untuk senantiasa menyebarkan manfaat dan perdamaian kepada bangsa Indonesia. Sebab kata dia, agama Buddha merupakan agama perdamaian.
“Saya mengajak seluruh umat Buddha untuk menunjukkan bahwa umat buddha bisa menciptakan perdamaian, bukan keributan, permusuhan. Kita membawakan manfaat kita, kepada Indonesia kita tercinta ini,” kata pria itu.
Sebagai ketua umum terpilih, ia ingin mengajak seluruh bagian dari Permabudhi untuk saling bergotong-royong dalam merawat, menjaga, serta membesarkan organisasi tersebut.
“Kita akan besarkan bersama, kita akan memetik manfaat dari Permabudhi bersama, dan melalui Permabudhi kita wujudkan persatuan,” lanjutnya.
Pihaknya mengaku ingin menjadikan Permabudhi sebagai organisasi yang bermanfaat dan mampu mempersatukan seluruh elemen masyarakat. Selain itu tambah dia, pihaknya juga ingin agama Buddha bisa berkembang dengan baik, damai, rukun, sejahtera, dan dapat bekerjasama dengan elemen masyarakat lain untuk bergotong-royong dalam membangun negeri.
“Kita ingin umat Buddha di Indonesia menunjukkan perdamaian yang luar biasa yang kita dapatkan di Indeonesia kepada dunia, bahwa kehidupan beragama di Indonesia bisa damai, rukun, dan sejahtera,” lanjut pria itu.
Dalam prosesi penutupan ini, turut hadir Wakil Menteri Agama RI, Zainut Tauhid Sa’ardi, Forkopimda, serta Ketua Umum PHDI.
Kepada Permabudhi, Wamenag Zainut Tauhid menyampaikan bahwa banyak peran yang bisa dilaksanakan Permabudhi sebagai lembaga keagamaan, di antaranya adalah menjadikan agama sebagai sumber inspirasi di mana agama menjadi landasan moral, berpikir, serta landasan kaidah penuntun di dalam kehidupan bermasyarakat, beragama dan bernegara.
“Melalui peran keagamaan, kita bisa menjaga Indonesia dari upaya-upaya yang ingin mencederai kesepakatan-kesepakatan nasional seluruh bangsa kita. Demikian pula melalui lembaga keagamaan, kita berharap akan dapat melakukan penguatan dan pemberdayaan umat baik melalui bidang ekonomi, pendidikan, dan bidang-bidang lainnya,” kata Zainut.
Pria itu juga menyampaikan, perlu adanya konsistensi pengurus Permabudhi untuk semangat berbhakti tanpa pamrih dalam menegakkan prinsip dan garis haluan organisasi yang telah menjadi tradisi pengurus Permabudhi.
“Melalui Munas ini saya menitipkan beberapa hal yang saya nilai sangat penting, pertama Permabudhi perlu terus teguh dalam menjaga dan mendorong pengarusutamaan moderasi beragama sebagai komitmen bersama sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2020-2024, komitmen harus terus kita jaga yaitu cara berpikir, cara bersikap,dan bertindak secara moderat, tidak berlebih-lebihan, tidak kaku dalam berpikir, dan juga tidak longgar,” katanya.
Komitmen itu lanjut Zainut, tetap menjadi jalan tengah dalam cara berpikir, bersikap dan bertindak harus tetap menjadi pedoman dalam setiap fitrah permabudhi dalam masa yang akan datang. Hal ini sudah menjadi bagian dari nilai-nilai luhur agama buddha yang berprinsp adiluhung sebagaimana dipraktikkan oleh pertapa Siddharta Gautama untuk mencapai penerangan sempurna.
Moderasi beragama kata dia, harus menjadi bagian penting dalam merawat keindonesiaan kita sebagaimana para pendiri bangsa ini bisa menyatukan beragam perbedaan suku, etnis, budaya, dan agama dalam bingkai NKRI.
“Ketika agama diajaga, dipadukan dg nilai2 kerarifan lokal, inilah sejatinya jati diri Indonesia, negeri yang sangat agamis dengan karakternya yang santun, toleran, dan mampu berdialog dengan keragaman,” lanjutnya.
Zainut melanjutkan, Permabudhi harus terus melakukan upaya pembenahan dan perbaikan prinsip secara terus menerus dan berkelanjutan. Pihaknya berharap, Permabudhi semakin lebih baik dalam menjalankan fungsinya, terutama fungsi untuk pelayanan terhadap umat dan sebagai mitra pemerintah.
“Ketiga, Permabudhi harus aktif dan berpartisipasi dalam pembangunan SDM baik melalui pendekatan pendidikan agama dan keagamaan, pemberdayaan ekonomi keumatan melalui dana sosial ekonomi keumatan, dan lain sebagainya,” lanjutnya.
Terakhir katanya, Permabudhi hendaknya selalu memegang fungsi utamanya sebagai organisasi keumatan dan kemasyarakat dengan menggali dan mengembangkan segenap potensi umat Buddha untuk kepentingan pembangunan melibatkan persatuan dan kesatuan dalam wujud toleransi dan persaudaraan dengan disambungkan unsur primordialisme, etnisitas, serta dapat menjadikan perbedaan serta keragaman sebagai perajut harmonisasi di tengah masyarakat yang pluralis.
“Sekali lagi saya ucapkan selamat kepada para pimpinan Permabudhi yang telah terpilih untuk 2022- 2026. Semoga sukses dan tetap amanah dalam menjalankan mandate organisasi yang sangat mulia ini,” pungkasnya.
Leave a Reply