Perdamaian adalah kondisi saat masyarakat dapat hidup berdampingan tanpa ada pertikaian meski memiliki perbedaan. Johan Galtung “Bapak Studi Perdamaian” memaparkan bahwa perdamaian adalah kondisi internal manusia yang memiliki pikiran damai terhadap dirinya sendiri dalam situasi tertentu. (Galtung 1969) Dari pemaparan tersebut dapat kita artikan bahwa perdamaian akan muncul, melalui individu yang secara mandiri mempunyai konsep perdamaian dalam dirinya sendiri. Tan Malaka “Bapak Republik Indonesia” juga berpendapat bahwa kebaikan untuk masyarakat itu tergantung pada watak dan didikan masing-masing orang. (Tan Malaka 1925) Masyarakat Indonesia sudah sejak lama menyadari hal tersebut, hal ini berkaitan dengan berbagai kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Berbagai agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia selama ini mampu menciptakan kondisi damai yang minim konflik dalam masyarakat.
Dalam sensus resmi yang dilakukan oleh Kementrian Dalam Negeri per semester 1 2024, penduduk Indonesia adalah 282.477.584 jiwa dengan rincian Islam 87,08 persen atau 245. 973.915 jiwa, Kristen 7,40 persen atau 20.911.697 jiwa, Katolik 3,07 persen atau 8.667.619 jiwa, Hindu 1,68 persen atau 4.744. 543 jiwa, Buddha 0,71 persen atau 2.004.352 jiwa, Konghucu 0,003 persen atau 76.636 jiwa dan penganut kepercayaan lainnya 0,003 persen atau 98.822 jiwa. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor empat di dunia, menjadikan Indonesia sebagai negara yang cukup padat. Masyarat sangat mudah untuk berinteraksi secara langsung sesama masyarakat, termasuk dalam hal menjalankan kepercayaan. Sangat mudah ditemukan acara-acara keagamaan dan kepercayaan yang berlangsung di Indonesia seperti hari raya, ritual adat, sembahyang, dan lain-lainnya.
Dengan banyaknya kepercayaan yang ada, masyarakat Indonesia selama ini mampu menjaga kerukunan antar sesama. Hal ini tidak terlepas dari nilai-nilai yang diajarkan masing-masing kepercayaan. Semua kepercayaan mengajarkan tentang konsep persaudaraan antar manusia dan lebih lanjut tentang nilai saling memiliki sebagai sebuah bangsa. Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno pernah berkata dalam pidatonya negeri ini, Republik Indonesia bukanlah milik suatu golongan, bukan milik suatu agama, bukan milik suatu kelompok etnis, bukan juga milik suatu adat istiadat, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke. (Ir. Soekarno 1945) Dengan kalimat tersebut masyarakat diajarkan untuk memiliki rasa saling memiliki untuk bangsa Indonesia. Lebih lanjut masyarakat Indonesia juga diajarkan untuk membela tanah air, seperti yang disampaikan oleh KH. Hasyim Asari dalam sebuah seruan yang kemudian dikenal sebagai resolusi jihad. Beliau berseru membela tanah air adalah sebagian dari iman. (KH. Hasyim Asari 1945) Seruan ini bukan hanya ditujukan untuk umat Islam, tapi untuk semua masyarakat Indonesia.
Dengan fakta bahwa masyarakat Indonesia hidup berdampingan dengan bermacam-macam perbedaan, maka akan sangat menarik jika perbedaan yang ada di Indonesia bisa ditelusuri. Khususnya tentang kepercayaan-kepercayaan yang ada di Indonesia dan perannya dalam menciptakan lingkungan yang damai.
Indonesia mempunyai enam agama yang diakui secara resmi oleh pemerintah, selain itu Indonesia juga mempunyai berbagai kepercayaan kepada Tuhan yang sampai saat ini masih dipegang erat oleh masyarkat. Nilai-nilai yang terkandung dalam agama dan kepercayaan di Indonesia sangat menekankan tentang pentingnya berbuat baik, salah satunya adalah perdamaian. Berikut ajaran-ajaran perdamaian yang ada disetiap agama dan beberapa kepercayaan yang ada di Indonesia:
1. Islam
Islam merupakan agama yang berkembang di masyarakat Indonesia sekaligus sebagai agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Agama Islam berasal dari tanah Arab yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai individu yang dipercaya sebagai Rasull utusan Tuhan. Islam masuk di Indonesia sekitar abad ke-7 dan berhasil meluas hingga sekarang.
Dalam praktiknya agama Islam berpedoman pada Al-Quran dan sunah Nabi Muhammad SAW, salah satu ajaran yang terdapat dalam agama Islam adalah perintah untuk berbuat baik kepada sesama manusia. Hal ini tercantum dalam Al-Quran surah Ali Imran ayat 110 yang berbunyi “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang maruh, mencegah pada yang munkar dan beriman pada Allah. (Ali Imran 3/110)”
Dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk mengabarkan tentang kebaikan, dan ikut serta dalam upaya memerangi hal-hal buruk. Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr berkata “Seorang muslim adalah apabila ia menjadi sumber perdamaian bagi sesama manusia yang lain, sehingga mereka terbebas dari kejahatan lidah dan tangannya. ” Dalam hadist tersebut Nabi Muhammad SAW, mendefiniskan seorang muslim sebagai individu yang mampu menjadi agen-agen perdamaian.
2. Kristen
Kristen adalah agama yang berkembang pada pertengahan abad masehi, agama ini dibawa oleh Yesus Kristus yang kemudian dipercaya sebagai Tuhan atau Mesias. Ajarannya tentang cinta kasih menekankan tentang pentingnya berbuat baik dimanapun dan kapanpun. Sehingga agama ini berkembang dengan pesat kesuluruh penjuru bumi, salah satunya di Indonesia.
Dalam kita suci agama Kristen, Yesus berkata “Sedapat-dapatnya, kalua hal itu bergantung padamu. Hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang (Roma 12:18).” Dalam ayat tersebut Yesus memperintahkan pada penganutnya, untuk hidup dalam damai untuk semua orang. Yesus tidak memperintahkan hidup dengan perdamaian untuk orang Kristen saja, hal ini membuktikan bahwa ajaran Kristen adalah cinta kasih untuk semua manusia.
3. Katolik
Katolik adalah agama yang merupakan cabang dari agama Kristen, agama ini mempunyai sedikit berbeda pemahaman dengan agama Kristen. Namun Katolik tetap menjadikan Yesus Kristus sebagai pribadi suci dan menjadikannya sebagai panutan. Seperti halnya agama Kristen, Katolik sebagai pengikut Yesus juga mendapatkan ajaran dari nilai-nilai yang dibawa oleh Yesus Kristus.
Salah satunya adalah perdamaian, dalam Alkitab katolik terdapat salah satu ayat yeng berbunyi “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (Matius 5:9)” Ayat ini mengabarkan bahwa pribadi Katolik atau anak Allah adalah mereka yang membawa damai dan mereka yang membawa damai akan Bahagia.
4. Hindu
Agama Hindu berkembang pertama kali di India, agama ini merupakan agama tertua yang tercatat dalam sejarah umat manusia. Agama ini mempunyai penganut terbesar ke-empat diseluruh dunia. Hindu masuk ke Indonesia pada abad ke-1 masehi yang dibawa oleh pedagang dan pernah menjadi agama dominan yang ada di Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya Kerajaan-kerajaan masa lampau yang menjadikan Hindu sebagai agama resmi Kerajaan, seperti Majapahit, Singosari, Sriwijaya dan Kerajaan lainnya. Peninggalan-peninggalan pengaruh Hindu di Indonesia bisa disaksikan melalui candi-candi dan situs-situs lainnya.
Agama Hindu mengajarkan tentang Ahimsa, yaitu ajaran tentag berbuat baik, berbagi kasih, menolong sesama dan mendoakan orang lain. Dengan ajaran tersebut tidak heran Hindu pernah mendominasi wilayah Indonesia selama beberapa abad.
5. Buddha
Agama Buddha berkembang di India pada abad ke-5 sebelum masehi, agama ini dibawa oleh individu bernama Siddharta Gautama yang kemudian dikenal sebagai sang Buddha. Agama ini mengajarkan tentang nilai kebenaran mulia yang ditunjukan untuk semua orang tanpa memandang ras, suku, agama, dan budayanya. Seperti halnya Hindu, agama Buddha juga pernah menjadi agama yang dominan di Indonesia. Tepatnya pada era Kerajaan Sriwijaya, pada era ini Sriwijaya menjadi pusat belajar dan penyebaran agama Buddha terbesar diseluruh dunia.
Sang Buddha sebagai individu yang mulia mengajarkan tentang pentingnya berbuat baik pada sesama makhluk hidup, Sang Buddha selalu melihat orang lain baik kecil maupun besar sebagai pribadi yang sederajat. Hal ini menjadikan agama Buddha dapat diterima oleh banyak manusia, selain itu agama Buddha juga mengajarkan tentang pembebasan pada penderitaan yaitu dengan memahami diri sendiri memerangi sifat-sifat buruk yang ada dalam diri sendiri.
6. Konghucu
Agama Konghucu atau Konfusianisme adalah ajaran yang dibawa oleh Konfusius, seorang parak filsafat dari Cina. Agama ini masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan. Dalam ajaran Konghucu manusia haruslah bergaul dengan sesama manusia tanpa membedakan latar belakang apapun entah itu ras, suku, ataupun kondisi ekonomi dan sosial. Ajaran ini juga menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan. Dalam kitab suci agama Konghucu Lun Yu XII;5 berbunyi “Di empat penjuru lautan semua adalah bersaudara.” Dalam ayat ini agama Konghucu mengajarkan bahwa semua makhuk yang ada pada seluruh penjuru laut adalah saudara.
Selain itu kepentingan umum juga merupakan ajaran inti dalam agama Konghucu, mereka penganut Konghucu haruslah mementingkan kepentingan orang banyak dibandingkan kepentingan sendiri atau kelompok sendiri. Ajaran tersebut tertuang dalam kitab suci Lun Yu XII:23 yang berbunyi “Seorang tinggi budi (Jun Zi) mementingkan kepentingan umum, bukan kelompok. Seorang rendah budi (Xiao Ren) mementingkan kelompok buka kepentingan umum.” Dalam ayat ini agama Konghucu mengajarkan tentang pentingnya nilai mengutamakan kepentingan umu, bahkan mereka disebut sebagai tinggi budi dan sebaliknya yang mengutamakan diri sendiri atau kelompok disebut rendah budi.
7. Kepercayaan lain
Kepercayaan-kepercayaan yang ada di Indonesia bersumber pada ajaran leluhur atau nenek moyang bangsa Indonesia. Ajaran leluhur bangsa Indonesia pada umumnya berasal dari percampuran agama dan budaya masyarakat, sehingga kita mengenal beberapa agama seperti Islam Kejawen, Sunda Wiwitan dan lainnya. Dengan adannya percampuran agama dan kepercayaan masyarakat yang ada, ajaran perdamaian juga mendapatkan perhatian dari masyarakat Indonesia sejak lama.
Dengan nilai-nilai perdamaian yang dibawa oleh masing-masing agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia, maka masyarakat Indonesia akan dapat menciptakan kondisi perdamaian positif selama masyarakat menjalankan agamanya dengan baik. Menurut indeks perdamaian global (GPI) 2024, Indonesia menjadi negara paling damai keempat di ASEAN. Kondisi ini tentu saja dapat ditingkatkan dengan masing-masing individu di Indonesia memperaktikan ajaran agamanya.
Leave a Reply