Selama beberapa hari terakhir banyak beredar pembahasan di media sosial mengenai rapid test antibodi, rapid test antigen (swab antigen), dan PCR test. Pembahasan ini muncul karena aturan baru pemerintah tentang persyaratan rapid test antigen yang wajib dilakukan bagi mereka yang akan keluar-masuk wilayah Jakarta dan Bali.
Aturan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Nomor 2021 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat selama Libur Hari Raya Natal dan Menyambut Tahun Baru 2021 dalam Tatanan Kehidupan Era Baru di Provinsi Bali, disebutkan bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan kendaraan pribadi, wajib menunjukkan surat keterangan hasil negative uji rapid test antigen paling lama 2×24 jam sebelum keberangkatan. Penerapan aturan ini akan di mulai dari tanggal 18 Desember – 8 Januari 2020. Pemberlakuan aturan ini diharapkan bisa mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 saat libur hari Raya Natal dan Tahun Baru 2021.
Beda Rapid Test Antibodi, Rapid Test Antigen (Swab Antigen) dan PCR.
Sudah hampir satu tahun sejak diumumkannya kasus pertama Covid-19 di Indonesia. Masyarakat dan pemerintah sudah mencoba berbagai upaya untuk mengantisipasi penyebaran virus corona, salah satunya dengan menerapkan beberapa kebijakan tes kesehatan bagi mereka yang akan melakukan kegiatan luar rumah atau bekerja yang perlu melakukan perjalanan jauh.
Tes kesehatan yang sering kita kenal yakni rapid test dan PCR test. Tes yang diperlukan oleh mereka yang ingin melakukan kegiatan luar rumah atau perjalanan jauh. Perbedaan mendasar dari kedua test ini ada pada kecepatan pemeriksaannya. Dibandingkan dengan tes PCR, rapid test memerlukan waktu yang cepat yaitu rata-rata 15 menit.
Untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu per satu. Rapid test antibodi merupakan test cepat Covid-19 yang dijalankan untuk mendeteksi keberadaan antibodi terhadap COVID-19 dalam tubuh. Ketika seseorang terinfeksi virus corona, tubuh akan menghasilkan antibodi dalam kurun waktu beberapa hari, pada umumnya adalah satu pekan dari ketika terinfeksi. Respons ini akan berbeda-beda pada setiap orang, sehingga rapid test antibodi kurang akurat jika digunakan untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi virus atau tidak.
Rapid Test Antigen adalah tes cepat Covid-19 yang dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya antigen dalam virus Covid-19 dalam tubuh seseorang. Jadi, pemeriksaan ini bermaksud mendeteksi keberadaan protein khas dari virus Covid-19 dengan menggunakan sampel lendir yang diambil dari hidung ataupun tenggorokan. Rapid test antigen sering disebut juga swab antigen, karena spesimen pemeriksaannya diambil dengan cara swab nasofaring dan orofaring.
Rapid test antigen (swab antigen) paling baik dilakukan kepada pasien ketika baru saja terinfeksi virus, sebelum antibody muncul untuk melawan virus yang masuk ke tubuh. Akurasi rapid test antigen lebih tinggi, karena rapid test antigen mendeteksi material virus, bukan mendeteksi respons tubuh terhadap virus. Walaupun akurasi rapid test antigen (swab antigen) lebih bagus dari rapid test antibody, namun kemungkinan terjadi false negative tetap ada, dan akurasi rapid test antigen masih di bawah PCR.
PCR test prinsip dasarnya adalah mendeteksi material genetik khas dari virus. Oleh karena PCR test mendeteksi material khas dari virus, pemeriksaan PCR memiliki akurasi tinggi, namun membutuhkan waktu dan biaya yang cukup mahal. Spesimen yang digunakan merupakan hasil dari swab nasofaring dan orofaring, sehingga sering juga disebut sebagai swab PCR.
Pemberlakuan Rapid Test Antigen Di Jawa Tengah.
Gubernur jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga akan mewajibkan rapid test antigen bagi pendatang yang ingin menikmati masa libur Natal dan Tahun Baru di wilayah Jawa Tengah. Pihaknya bahkan akan melakukan operasi yustisi ketat di sejumlah rest area yang akan melibatkan seluruh aparat baik Polri, TNI dan Satpol PP.
Pemberlakuan rapid test antigen diharapkan mampu mengatisipasi melonjaknya kasus penularan Covid-19 dimasa libur Hari Raya Natal dan Akhir Tahun nantinya. Pemerintah tidak mau kecolongan lagi seperti yang telah terjadi pada masa libur panjang Bulan Oktober kemarin yang mengakibatkan melonjaknya kasus Covid-19 dan di dua pekan Bulan November, Jateng menjadi salah satu daerah yang memiliki kasus positif Covid-19 terbanyak.
Leave a Reply