free page hit counter
Satu Kepedulian, Satu Pemberian, Untuk Sejuta Kebaikan Damai untuk Difabel: Bunda Novi Figur Kartini Masa Kini
Ada inisiatif yang menjadikan bunda novi sapaan Noviana Dibyantari, menaruh kepedulian pada
kaum difabel di karenakan salah seorang anaknya difabel.
Bunda Novi, yang akrab dipanggil Noviana Dibyantari, telah menginisiasi Komunitas Sahabat Difabel, suatu kelompok yang memperhatikan anak-anak dengan disabilitas. Di Rumah Difabel, berbagai ketrampilan praktis diajarkan dengan tujuan agar anak-anak disabilitas dapat menjadi
mandiri tanpa merasa berbeda di tengah masyarakat. Bunda Novi menyatakan, “Kami ingin anak-anak difabel memiliki kesetaraan dengan anggota masyarakat lainnya. Mereka harus diberi kesempatan untuk merasakan pengalaman yang sama.

Lembaga Kesejahteraan Sosial Berbasis Mahasiswa (LKS-BMh) Jawa Tengah Mengadakan seminar dan dialog di Gedung Dharma Wanita Provinsi Jawa Tengah pada sabtu ((23/12/2023). Dan Bunda Novi menjadi salah satu narasumber dalam acara tersebut.
Noviana Dibyantari yang merupakan Founder Semarang Friends Of Diffable Community, memberikan Pandangan inklusivitas yang menginspirasi banyak peserta, serta mendorong para
peserta, khususnya penyandang disabilitas, untuk terus bersemangat mencapai cita-cita meskipun dalam keterbatasan. Dalam acara tersebut bunda novi menceritakan inisiatif yang mendorong beliau untuk terus menaruh kepedulian kaum difabel di karenakan salah seorang anaknya ada yang difabel.

Pada tahun 2012, Noviana Dibyantari memulai pembicaraan untuk membentuk sebuah komunitas yang dapat menampung berbagai jenis disabilitas di Kota Semarang, mirip dengan figur Kartini zaman sekarang. Langkah tersebut diambil karena ia merasa prihatin melihat bahwa kaum disabilitas sering diabaikan dan seringkali tidak dapat menikmati hak yang sama seperti warga lainnya.
Inisiatif Bunda Novi untuk mendirikan Komunitas Sahabat Difabel (KSD) dipicu oleh pengalaman pribadinya ketika dikaruniai anak ketiga, Agustinus Trias Saputra, yang lahir sebagai individu dengan disabilitas intelektual pada tahun 1994. Anaknya, yang akrab dipanggil Uta, hanya memiliki skor tingkat kecerdasan (IQ) sebesar 55, jauh di bawah rata-rata umum yang berkisar di sekitar 90. “Ketika Uta berusia dua tahun, dia belum mampu berbicara dan berjalan,” cerita Bunda Novi.
Ketika Uta akan memasuki Sekolah Dasar (SD), ia masih mengalami kesulitan dalam menirukan bunyi. Novi dengan gigih berusaha mengajarinya untuk mengucapkan vokal a, i, u, e, o. Namun, dalam beberapa menit saja, Uta sudah melupakan cara mengucapkannya. Melalui pengalaman tersebut, Novi memahami betapa sulitnya membesarkan dan mendidik anak dengan kebutuhan khusus. Terlebih lagi, Novi juga menjalankan peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan pekerja.
Pada tahun 2015, Noviana berhasil mendirikan komunitas ‘Sahabat Difabel’, sebuah tempat bagi
individu dengan disabilitas untuk bersama-sama menghadapi kehidupan dalam masyarakat. Adanya komunitas ini memungkinkan para difabel dan orang tua mereka untuk berbagi pengalaman, bercerita, saling mengeluh, dan menunjukkan kemajuan dalam kemampuan yang mereka capai.


Keterlibatan aktif Bunda Novi dalam memberdayakan kaum difabel telah mendapatkan pengakuan dari beberapa lembaga. Salah satu penghargaan yang diterimanya adalah dari Perhimpunan Indonesia Tionghoa Jawa Tengah, yang menobatkannya sebagai Inisiator Sinergitas Inklusif dan Kesetaraan Hak Penyandang Disabilitas di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2022. Pada tahun 2019, stasiun televisi dan situs berita CNN menyoroti kegiatan Novi dalam program Indonesian Heroes, menjadikannya pahlawan bagi komunitas difabel. Dua tahun sebelumnya, ia juga meraih penghargaan Wanita Hebat dari Pemerintah Kota Semarang.

 

Penulis: ST Nor Hidayati I @‌hidayaa_04

Desain: Ninda Munaya

Leave a Reply

Your email address will not be published.