“Berkat persatuan, berkat kerja keras dan gotong royong, bangsa ini berhasil menghadapi tantangan dan semakin dipercaya dunia. Semua itu pondasinya adalah ideologi Pancasila yang diwariskan oleh presiden pertama Ir Soekarno. Ideologi yang harus terus kita pegang teguh untuk memperkokoh kemajuan bangsa,” Kata Presiden Joko Widodo dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di lapangan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Kamis (1/6/2023). Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa masyarakat Indonesia harus berpegang teguh pada ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Sebab Pancasila merupakan pondasi dari semua akar permasalahan yang terjadi di tanah air.
Salah satu permasalahan yang perlu menjadi perhatian yakni virus radikalisme yang kini kian merajalela. Sebagaimana kita ketahui, kelompok radikal terorisme banyak menargetkan kalangan pemuda. Jika hal ini tidak segera dicegah, maka tidak menutup kemungkinan bangsa Indonesia akan hancur di tangan kelompok radikal. Untuk mencegah persebaran virus radikalisme, Indonesia memerlukan sebuah instrumen yang dapat menghalau aksi serta narasi dari kelompok radikal terorisme. Dalam hal ini, pemuda memegang peranan penting sebagai penghalau virus radikalisme.
Mengapa harus pemuda? sebab 200 juta lebih jumlah penduduk Indonesia, masyarakat Indonesia saat ini didominasi oleh pemuda yang jumlahnya mencapai 65,82 juta jiwa atau 24% (BPS, 2022). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, yang disebut sebagai “pemuda” adalah warga negara Indonesia yang berusia 16 sampai 30 tahun. Berdasarkan data tersebut, pemuda adalah solusi yang tepat untuk dijadikan instrumen utama dalam membasmi virus radikalisme melalui aksi serta narasi-narasi positif dengan memanfaatkan media sosial. Nilai-nilai Pancasila yang mulai luntur melatar belakangi pesatnya virus radikalisme tersebar. Maka, menjaga eksistensi pancasila menjadi hal yang penting di kalangan pemuda.
Pancasila, Sembilan huruf krusial yang kini sering diucapkan tanpa penghayatan yang tulus. Kini terasa kata tersebut disalahgunakan, dimanfaatkan demi terlihat nasionalis, empatis, dan penuh kebajikan di mata publik. Dalam menghadapi pengaruh globalisasi, masyarakat Indonesia perlu membentuk generasi yang melek akan nilai-nilai Pancasila. Bercermin kepada kutipan pidato Bung Karno yang berbunyi “Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Kalimat tersebut merupakan gambaran betapa dahsyatnya pemuda sebagai instrumen penting dalam membasmi virus radikalisme.
Untuk memutus penyebaran virus radikalisme, diperlukan pemuda yang cerdas, menguasai teknologi, beradab dan berbudaya, kritis dan inovatif, serta dapat berinteraksi sosial secara luas. Sebab perlu kita ingat, bahwa Nilai-nilai Pancasila tidak akan mungkin berubah seiring berjalannya waktu. Namun, nilai-nilai tersebut dapat terkikis jika nasionalisme dan cinta tanah air menurun. Maka dari itu, sebagai generasi penerus, kita harus terus memantau serta memfilterisasi konten-konten yang dipublikasikan pada media sosial. Bulatkan hati, singsingkan lengan, mari kita bersatu untuk mendamaikan bangsa ini dengan berpegang teguh pada ideologi bangsa Indonesia, Pancasila. Karena damai itu, Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Saputra, Muhammad Genantan. Pidato Lengkap Jokowi di Upacara Hari Lahir Pancasila, Singgung soal Ekonomi hingga Toleransi“ Liputan6.com. 2 Juni 2023 (diakses pada 13 Juni 2023) diambil dari: https://www.liputan6.com/news/read/5304367/pidato-lengkap-jokowi-di-upacara-hari-lahir-pancasila-singgung-soal-ekonomi-hingga-toleransi.
Penulis: Almanda Irfah Utami | @mandaarfa_
Desain: Ninda Munaya Sahla | @ninmusah
Credit: freepik
Leave a Reply