Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan semua virus termasuk SARS-CoV-2 bisa berubah seiring waktu yang mengakibatkan munculnya varian baru virus corona. Sebagian besar memang tidak berdampak besar langsung ke Kesehatan masyarakat. Akan tetapi, tidak sedikit juga yang memiliki dampak dan menular dengan lebih cepat. WHO sendiri mendeteksi ada enam varian baru virus corona yang masuk kategori Variant of Interest (Vol), selain tiga varian yang lebih menular.
Sejak tahun 2019, Ketika awal mewabahnya virus corona sudah banyak negara yang berupaya untuk melakukan pencegahan dan upaya untuk menyembuhkan mereka yang terjangkiti. Upaya untuk membuat vaksin sudah dilakukan dengan kemudian didistribusikannya berbagai jenis vaksin yang diharapkan bisa membantu menekan penularan virus corona. Kemudian yang disayangkan, masyarakat mulai menyepelekan protokol Kesehatan dengan beranggapan bahwa vaksin virus corona sudah ada.
Pelonggaran pembatasan sosial yang sering kita sebut new normal seakan menjadi “pisau bermata dua”. Dimana masyarakat bisa Kembali beraktifitas seperti umumnya, bekerja, berjualan, beribadah jamaah dan lain sebagainya tapi dengan tetap menerapkan protocol Kesehatan. Akan tetapi, tetap dalam masa wabah virus corona. Memang susah membuat banyak orang sekaligus menaati protocol Kesehatan, pasti tetap ada orang yang lalai.
Beberapa pekan terakhir dunia juga diperlihatkan dengan tsunami Covid-19 yang melanda salah satu negara sahabat Indonesia, yakni India. Negara Bollywood itu mengalami gelombang Virus Corona yang kedua setelah pada bulan Maret 2020. Saat itu Perdana Menteri Narendra Modi mengumumkan pelarangan penerbangan, menutup pabrik, kantor dan lini bisnis lainnya. Upaya ini awalnya memang berhasil membuat angka kasus harian corona menurun hingga bulan-bulan berikutnya. Sampai pada bulan Januari dan Februari tahun ini, New Delphi melaporkan rendahnya kasus virus corona dan Modi mengklaim mereka berhasil mengalahkan pandemi virus corona. Dengan diumumkannya kemenangan tersebut, masyarakat mulai mengabaikan protocol Kesehatan, seperti tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak. Hal ini diperparah dengan dilaksanakannya Kumbh Mela, festival keagaman Hindu pada bulan April di Sungai Gangga. Hingga sampai saat ini ada kurang lebih 100.000 ribu kasus penularan virus corona dan 4.000 orang meninggal karena varian virus corona yang bermutasi ganda.
Tragedi tsunami Covid-19 yang terjadi di India tentunya menjadi perhatian banyak negara yang kemudian menerapkan kebijakan untuk melarang sementara WNA India masuk, termasuk Indonesia. Akan tetapi, Indonesia sempat menerika setidaknya seratusan WNA India masuk ke Indonesia pada bulan April kemarin yang 12 diantaranya dinyatakan positif Covid-19. Sampai saat ini ada sekitar 49 WNA India yang positif Covid-19, satu diantaranya dinyatakan positif virus corona dengan varian baru mutasi ganda B.1.617. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, WNA India yang positif Covid-19 sekarang dirawat di Rumah sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso.
Hal ini seharusnya bisa memberikan rambu peringatan kepada masyarakat Indonesia, ada varian baru virus corona yang lebih menular dari yang sudah ditemukan sampai saat ini. Selain mutasi virus corona B1617 dari India ditemukan juga varian virus corona B1351 dari Afrika Selatan yang juga memiliki daya penularan tinggi serta B117 dari Inggris. Jadi, ada tiga varian virus baru corona yang cukup menular ada di Jawa-Bali.
Penerapan protokol kesehatan harus tetap dijalankan dengan disiplin oleh seluruh masyarakat Indonesia. Tetap menggunakan masker saat berkegiatan di luar rumah, menjaga jarak, serta menpersiapkan starter kit saat new normal dengan membawa hand sanitizer kemana saja, membawa alat ibadah sendiri, tissue, dan alat makan sendiri hingga rutin mengkonsumsi makanan bergizi dan berolah raga agar tubuh tetap prima.
Basuki Setia Nugroho
Leave a Reply