Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah perempuan harus feminin sementara laki-laki itu maskulin. Namun, benarkah bahwa laki-laki terlahir secara biologis memiliki sifat maskulin begitupun dengan perempuan yang feminin?
Mari kita bahas mengenai pengertian feminin dan maskulin. Acap kali kata feminin ditulis menjadi feminim. Sebenarnya Feminine atau feminin berasal dari Bahasa Perancis yang artinya kewanitaan atau menunjukkan sifat perempuan. Sifat yang dimaksud seperti kelembutan, kesabaran, dan kebaikan. Sebaliknya maskulin memiliki arti perilaku atau atribut yang dikaitkan dengan laki-laki. Sifat-sifat maskulin diantaranya keberanian, ketegasan, dan kemandirian.
Sebenarnya konsep maskulin dan feminin bergantung pada kondisi sosial budaya di tiap periode tertentu. Seperti halnya menurut (Pilcher dan Whelehan, 2017: 92) maskulinitas adalah seperangkat praktik sosial dan representasi budaya untuk menjadi laki-laki. Ciri dan sifat yang menjadi atribut atau elemen feminin dan maskulin berubah namun tidak signifikan di masyarakat dalam periode tertentu. Contohnya seperti budaya menumbuhkan kumis dan janggut. Pada abad ke 18, menumbuhkan kumis dan janggut digunakan sebagai simbol cita-cita jasmani laki-laki untuk terlihat jantan. Namun pada masyarakat modern tren ini berubah. Laki-laki dengan wajah bersih tanpa rambut diindikasikan sebagai kesan kehalusan keanggunan serta kemampuan otoritas terhadap diri sendiri. Entah menumbuhkan rambut wajah atau tidak, contoh ini sekaligus menunjukkan bahwa maskulinitas juga terkait dengan cita-cita jasmani seseorang.
Gerakan feminis atau anti feminis sering terdengar gaungnya. Untuk menelisik bagaimana masyarakat berdamai dan berseteru dengan gerakan ini pasti memerlukan cerita yang panjang. Untuk mempersingkat waktu, penjelasan secara singkatnya gerakan feminis digaungkan untuk menyetarakan hak-hak gender. Pada abad ke 18 lalu telah terjadi penindasan kaum feminin. Penindasan dilakukan oleh sistem, sosial, budaya yang terbentuk pada saat itu. Gerakan feminis muncul juga diakibatkan oleh kaum perempuan yang tidak diberikan pendidikan seperti laki-laki. Sehingga kekurangtahuan ini menggiring pada tindakan diskriminatif, inferior-superior, hingga timpangnya kuasa antara perempuan dan laki-laki. Pada abad modern gerakan feminisme sudah memiliki organisasi dan lembaga yang terstruktur.
Kembali pada pertanyaan di paragraf pertama, dapat dijawablah bahwa maskulin dan feminin bukanlah bawaan lahir setiap manusia. Jenis kelamin tidak membawa sifat maskulin atau feminin. Praktik budaya, sifat dan perilaku yang terbentuk sehari-hari yang menentukan jiwa maskulin dan feminin ada pada dirinya. Namun, perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan seperti struktur otak dan hormon berpengaruh pula dalam tumbuh kembang keduanya. Perlu dipahami pula bahwa jenis kelamin dan gender adalah hal yang berbeda.
Keseimbangan karakter feminin dan maskulin dalam tubuh manusia bisa terjadi. Androgini, adalah istilah untuk menunjukkan pembagian peran yang sama antara feminin dan maskulin pada saat yang bersamaan dalam satu tubuh manusia.
Leave a Reply