Upaya pencegahan dari radikalisme, ekstrimisme, maupun terorisme terus dilakukan oleh BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) terkhusus kepada para generasi muda Indonesia. Dalam sambutannya saat menghadiri Peresmian Warung NKRI dan Dialog Kebangsaan “Membangun Sikap Toleransi Mewujudkan Indonesia Harmoni”, Kepala BNPT, Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar menyampaikan bahwa dirinya tidak ingin paham intoleransi dipilih generasi muda.
“Karena kita tidak ingin paham intoleransi di negara kita ini, akhirnya dipilih oleh anak-anak muda. Kalau anak-anak muda memilih itu, yang kemudian energinya masih besar, tenaganya masih besar. Kemudian membangun sebuah kekuatan dengan paham ideologi itu, tentu berbahaya,” terangnya di Warung Burwow, Selasa (7/3).
Komjen Pol. Dr. Boy Rafli juga menyampaikan sekaligus menghimbau kepada mahasisiwa perwakilan dari 21 kampus swasta maupun kampus negeri di Kota Semarang untuk dapat membedakan antara tokoh agama sungguhan dengan tokoh agama yang hanya memanipulasi agama untuk kepentingannya maupun kelompoknya sendiri.
“Jadi adek-adek calon pemimpin masa depan, ingat-ingat ya, kalau ada orang yang menggunakan dalil agama, kita kemudian menjadi tentram, menjadi sejuk, menjadikan kita lebih beriman, bertakwa. Itu adalah ceramah dari ulama, kiai, tentunya memang itulah tujuan agama untuk membangun ahlak umat. Tetapi kalau kita dengar ceramah bawaannya marah, ngamuk, dan ikut terprovokasi oleh ceramah-ceramah yang propaganda. Berarti itu bukan sedang berceramah agama, ia sedang memanipulasi agama,” jelasnya.
Sedangkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Kesbangpol (Badan Kesatuan Bangsa dan Politik) Provinsi Jawa Tengah, Haerudin menyampaikan bahwasannya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sendiri berkomitmen dalam upaya pencegahan maupun penanganan terorisme. Hal ini terbukti dari adanya peraturan Gubernur yang dikeluarkan pada tahun lalu.
“Provinsi Jawa Tengah, telah mengeluarkan peraturan Gubernur nomor 35 tahun 2022 tentang pencegahan dan penanggulangan ektrimisme yang berbasis kekerasan yang mengarah kepada terorisme. Tentu ini merupakan tindak lanjut dari RAN PE Kepres 7 yang juga menjadi bagian, yang kemudian dilaksanakan di Jawa Tengah,” ucapnya.
Setelah Peresmian Warung NKRI, dilanjutkan dengan dialog kebangsaan yang diisi oleh Kepala BNPT Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, Ketua FKPT Jawa Tengah Prof Dr Syamsul Ma’arif M.Ag, dan Pengasuh Ponpes Soko Tunggal KH. Nuril Arifin Husein. Tidak lupa juga dengan mengundang pengurus Persadani (Persaudaraan Anak Negeri) selaku mitra deradikalisasi BNPT.
Sri Pujimulyo Siswanto selaku ketua Persadani menyatakan ketertarikannya untuk membuat Warung NKRI. Rencananya warung ini akan mengatasnamakan Yayasan Persadani, bukan individu. “Sebenarnya, Persadani sudah punya konsepnya, rencana modelnya seperti bentuk kafe. Jadi, keinginan kita dalam satu tempat itu multifungsi. Dapat digunakan untuk ekonomi, kemanusiaan, agama, budaya, dan lain sebagainya. Kemudian, akan dikemas seperti dalam bentuk dialog, diskusi, dan lain sebagainya. Cuman, kita terkendala dipembiayaannya,” pungkasnya.
-Yoga Pratama
Leave a Reply