Bulan Maret kemarin pemerintah Indonesia mengumumkan kasus pertama Covid-19. Diumumkannya berita itu menandakan bahwa Indonesia harus mulai mempersiapkan berbagai upaya penanganan dan penanggulangan penyebaran virus corona. Dalam hal ini masyarakat juga harus mulai bersiap untuk ikut membantu pemerintah dalam upaya yang sama.
Setelah menginfeksi jutaan orang di seluruh dunia, virus corona juga memperlambat pertumbuhan berbagai bidang kehidupan masyarakat tak terelak juga di Indonesia. Indonesia memberlakukan work from home saat awal ditemukan kasus pertama, kemudia penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan kini New Normal.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi warga Indonesia karena efek dirumahkannya para pekerja hingga PHK membuat banyak orang kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Angka pengangguran di Indonesia juga kian menambah dibarengi dengan tutupnya juga beberapa usaha, UMKM juga mengeluhkan daya beli yang makin merendah. Hal ini semakin membuat sulit perekonomian bangsa.
Berbagai upaya dilakukan untuk membuat ekonomi tetap hidup. Salah satunya, pemerintah melaunching program kartu pra kerja yang harapannya mampu membantu mereka yang baru saja dirumahkan maupun di PHK dari tempat kerja. Setiap warga yang mengikuti program ini akan mendapatkan program pelatihan kerja secara online dan mendapatkan bantuan uang tunai sebesar Rp 600.000. Selain itu, masyarakat juga mulai menggalakkan gerakan gotong royong membantu sesama.
Gerakan gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat bervariasi, ada yang melakukan gerakan pengumpulan donasi untuk pekerja ojek online, penyediaan makanan buka puasa untuk orang-orang kurang mampu, dapur umum di tingkat lingkungan RT dan RW dan lumbung sembako. Gerakan-gerakan ini yang kemudian memancing banyak kalangan untuk ikut membantu sesama.
Pandemi corona merupakan ancama bersama yang harus dilawan secara bahu-membahu dan gotong royong. Oleh sebab itu, melawan pandemi virus corona ini tidak bisa bertumpu pada pemerinta semata, akan tetapi semua elemen bangsa ini harus ikut berperan aktif dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona.
Kondisi pandemi virus corona juga menjadi ajang uji solidaritas dan sinergitas dalam bergotong royong semua eksponen bangsa. Tidak perlu kaya dan berlimpah harta untuk bisa membantu orang lain yang kurang mampu, semua orang bisa melakukannya.
Gotong royong yang sudah menjadi budaya Indonesia sejak nenek moyang dulu, terbukti ampuh membantu masyarakat Indonesia dalam kondisi apapun. Beragam kepedulian yang diperlihatkan masyarakat Indonesia saat wabah virus corona membuka mata semua orang, bahwa kita semua perlu membantu semua orang dari yang terdampak Covid-19 maupun yang terdampak secara sosial ekonomi.
Sikap gotong royong dibeberapa wilayah seperti di Desa Pancuran, Salatiga yang menyediakan dapur umum untuk warganya yang berstatus orang dalam pengawasan (ODP) patut diapresiasi. Mereka memasak makanan sehari-hari dan kemudian diantar ke rumah warganya yang berstatus ODP. Seperti kita ketahui bahwa orang yang berstatus ODP hingga PDP akan sangat terbatas untuk melakukan kegiatan di luar rumah karena dikhawatirkan akan menyebarkan virus corona. Sehingga selama 14 hari mereka diharuskan untuk mengisolasi diri.
Secara sadar diri, warga lingkungan sekitar kemudian membentuk dapur umum untuk menyediakan kebutuhan sehari-hari keluarga yang berstatus ODP dan PDP. Upaya ini kemudian juga banyak dilakukan di berbagai wilayah dengan kegiatan serupa bahkan dengan kegiatan lain yang hamper sama, seperti membuat lumbung sembako.
Gotong royong masih menjadi solusi terbaik untuk menghadapi pandemi virus corona. Untuk memulihkan perekonomian Indonsia yang sempat melambat dan membantu berjalannya kebijakan pemerintah dalam upaya percepatan penanggulangan penyebaran virus corona. Setiap unsur dan elemen bangsa mempunyai tanggung jawab yang sama, menjunjung tinggi budaya dan nilai gotong royong dari tingkat RT hingga tingkat atas.
Leave a Reply