Pemuda Lintas Agama (Pelita) Magelang bersama Duta Damai Dunia Maya Badan Nasional Penanggulan Terorisme (BNPT) Regional Jawa Tengah, mengadakan diskusi bersama melalui kanal maya (webinar) dengan tema Ngaji Kerukunan Gus Dur : “Kerukunan dan Persatuan”. Acara yang berlangsung pada Sabtu, 19 Desember 2020 pukul 19.00-21.00 ini diselenggarakan guna memperingati serangkaian Haul Bapak Pluralisme Nusantara Gus Dur.
(Dapat Sahabat Damai Saksikan di kanal You Tube Duta Damai Jawa Tengah melalui tautan berikut: https://www.youtube.com/channel/UC8bjTYFRqIP6yi-cQ1xy5Cw)
Dalam webinar yang dihadiri 92 peserta tersebut, menghadirkan pembicara dari berbagai latar belakang agama. Pertama adalah Bapak Yohane Bayu Samodro narasumber yang hadir dari Bina Masyarakat (Binmas) Katolik Kementerian Agama Republik Indonesia. Kemudia ada Atthasilani Gunanandini narasumber kedua yang menjabat sebagai Ketua Umum Atthasila Teravada Indonesia hingga 2022 nanti, sebagai perwakilan umat Budha. Kemudia pemater ketiga adalah Gus Aan Anshori Gusdurian sekaligus Koordinator Gerakan Islam Anti Diskriminasi.
Kegiatan yang bertepatan dengan Hari Bela Negara ini dimulai dengan sambutan yang disampaikan oleh Wahyu Utomo S.Pd., M.Pd., selaku ketua Pelita Magelang. Dilanjutkan sambutan kedua hadir dari ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Magelang yang disampaikan oleh Bapak Dr. Sulaiman Afandi M.Ag. Ditutup dengan sambutan dari BNPT yang diwakili oleh Bapak Abdul Malik, dalam sambutannya beliau selalu mengingatkan tentang pentingnya sinergitas maupun kerjabersama dalam menangkal paham radikal dan aksi intoleran serta mengamalkan nilai positif dalam menjaga kerukunan seperti yang diajarkan oleh Gus Dur.
Diskusi yang berlangsung sekitar 2 jam tersebut dibanjari pertanyaan dari para peserta yang sangat bersemangat dalam mengikuti webinar. Selain itu, ngaji kerukunan ini memberikan pelajaran yang sangat berarti, seperti yang disampaikan oleh para narasumber. Pertama datang dari Bayu Samudro, bahwa kerukunan adalah bentuk saling menghormati pluralisme dan kerukunan merupakan sumber kemaslahatan umat dengan umat dan Tuhan. Sedangkan Sila menyampaikan bahwa “setiap orang memerlukan pendidikan atau edukasi yang bertujuan untuk perubahan, perubahan dalam hal ini ialah ke arah yang positif. Selanjutnya Gus Aan menyampaikan bahwa kerukunan adalah kunci hidup bernegara yang beradilan, karena setiap warga negara memiliki hak konstitusi yang sama di hadapan konstitusi bernegara. Beliau juga menahbahkan “Kerukunan tanpa Keadilan adalah omong kosong”.
Nah, Mengapa kita perlu meneladani Gus Dur ?
Sahabat Damai, Abbdurahman Wahid atau Gus Dur, merupakan Guru Bangsa sekaligus Bapak Pluralisme yang terus berupaya menggaungkan kesadaran dalam bertoleransi dan bersatu di Indonesia dalam naungan Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila. Gus Dur meneladankan banyak hal kepada kita, utamanya tentang nilai-nilai persaudaraan, kerukunan, dan persatuan.
Tepat pada 30 Desember 2009 lalu, Gus Dur telah berpulang. Namun ajaran dan teladan beliau tidak lantas hilang. Justru semakin lama, ajaran Gus Dur semakin dianggap relevan dengan realitas sosial-politik dan keagamaan di Indonesia. Tentunya hal ini sangat menarik untuk dipelajari oleh anak bangsa, khususnya bagi para kaula muda yang akan menjadi generasi penerus bagi estafet kepemimpinan bangsa ini ke depannya.
Damai Itu Indonesia, Raundoh Tul Jannah (R.T.J.)
Leave a Reply