Kudus merupakan salah satu kabupaten yang terletak di bagian utara Pulau Jawa yang berperan penting dalam penyebaran agama Islam. Selain dikenal dengan kota kretek dan kota santri, Kudus memiliki salah satu sajian yang melambangkan toleransi, yaitu Sate Kudus. Untuk menghormati warga Kudus yang banyak memeluk agama Hindu, Sunan Kudus menganjurkan masyarakat supaya tidak menyembelih sapi. Dalam Hindu, sapi merupakan hewan yang disucikan. Sapi dalam ajaran Hindu memiliki makna ‘diresapi menuju perbuatan kecil yang suci’.
Dilansir dari Historia.id, ada sebuah cerita rakyat di Kudus yang menceritakan bahwa masyarakat Kudus tidak menyembelih sapi karena dahulu Sunan Kudus pernah ditolong oleh seorang pendeta Hindu ketika beliau dahaga dengan diberi air susu sapi. Sebagai wujud terima kasih, Sunan Kudus melarang masyarakatnya untuk menyembelih sapi. Lantas, sebagai gantinya, Sunan Kudus menghimbau supaya warga menyembelih kerbau. Sunan Kudus berprinsip bahwa menghargai sebuah keyakinan adalah sebuah perbuatan yang terpuji. Ketika perayaan Iduladha pun masyarakat Kudus menyembelih kerbau.
Sate Kerbau saat ini menjadi simbol toleransi dan sejarah kerukunan umat beragama bagi orang-orang Kudus dan sekitarnya. Kuliner Sate Kerbau yang disajikan bersama nasi dan bumbu kacang dapat ditemui di setiap sisi Kabupaten Kudus. Dalam sepiring Sate Kudus menyimpan teladan untuk menghargai sesama manusia yang memiliki perbedaan. Ternyata, toleransi bisa berasal dari hal-hal yang cukup dekat, yaitu piring makanan. Sate Kerbau juga dicatat sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2014.
Lena Sutanti
Leave a Reply