Yuk mengenal tari sitren.
Sintren adalan kesenian tari tradisional masyarakat Jawa. Kesenian ini terkenal di pesisir utara Jawa Barat seperti Indramayu, Cirebon, Subang utara, Majalengka, dan bagian barat Jawa Tengah, antara lain di Jatibarang, Brebes, Pemalang, Tegal, dan Banyumas
Sintren adalah seni drama menggunakan tari dan iringan gamelan seadanya tanpa dialog yang diciptakan oleh masyarakat Jawa, khususnya di Pekalongan.
Tarian sintren dalah tarian yang mengambil kisah Menurut sejarahnya, tarian ini berawal dari percintaan Raden Sulandono dan Sulasih yang tidak mendapat restu dari orang tua Raden Sulandono. Sehingga Raden Sulandono di perintahkan oleh ibunya untuk bertapa dan diberikan selembar kain sebagai sarana kelak untuk bertemu dengan Sulasih setelah pertapaannya selesai.
Tujuan Kesenian sintren awal mulanya sebagai ritual untuk memanggil hujan, namun sekarang kesenian sintren berfungsi sebagai hiburan masyarakat sekitar Desa Tegalsari. Pergeseran fungsi kesenian sintren dari ritual menjadi suatu hiburan disebabkan oleh adanya anggapan masyarakat bahwa kesenian ini merupakan perbuatan syirik.
Tari sintren diadakan Biasanya ritual tari sintren ini diadakan selama 40 malam berturut-turut.
Syarat utama menjadi penari sintren Di antaranya masih gadis dan juga harus dalam keadaan suci maupun bersih. Sebelum melakukan pementasan, sang penari juga harus lebih dulu puasa dan membaca wirid. Hal ini ditujukan agar ruh tidak mengalami kesulitan saat akan memasuki tubuh sang penari.
Yang menarikan tari sintren hanya ada 1 orang
Bagaimana ritual sebelum tarian tersebut dimulai? Sebelum mulai menari, sang dalang akan memulai ritual untuk memanggil arwah sang putri. Dia akan membakar kemenyan dan mulai melafalkan doa-doa. Syair yang didendangkan oleh musisi pengiring ternyata bukan sekedar nyanyian rakyat. Syair itu juga berfungsi untuk memanggil si bidadari.
Dalam Tari Sintren terdapat pemeran utama yaitu penari perempuan yang masih gadis. Penari perempuan ini harus dalam keadaan suci, bahkan harus melakukan puasa sebelum pementasan. Selain itu juga ada seorang awang atau dukun yang bertugas sebagai dalang Tari Sintren.
keunikan dari tari Sintren terletak pada gerakannya yang seakan diulang-ulang, tepatnya pada gerak duduk geleng kepala, gerak tangan ukelan, dan gerak malangkerik. Gerakan berulang ini berkaitan dengan kepercayaan bahwa yang menari adalah roh dalam tubuh si penari.
Kacamata yang digunakan penari Sintren merupakan salah satu ciri khas kesenian Sintren yang berfungsi untuk menambah daya tarik serta sebagai sarana untuk mempercantik penampilan.
Wah begitu unik ya tari sitren ini yang mengandung banyak sekali kisah dan sejarah yang waib banget kamu ketahui.
Writer: @24lolitachelsea
Design : @Sweetmacchiato.quin
Leave a Reply