Lagi-lagi ada yang istimewa dari Kecamatan Kaliwungu. Selain tradisinya, ada juga beberapa kuliner khas yang hanya bisa ditemui di Kecamatan Kaliwungu. “Sumpil” menjadi salah satu primadona kuliner yang wajib dicicipi oleh masyarakat luar daerah. Sayangnya, sumpil jarang ditemui penjualnya kecuali pada saat hari-hari besar atau perayaan seperti saat tradisi dugderan, weh-wehan, dan hari raya.
Sumpil terbuat dari beras yang dibungkus menggunakan daun bambu. Berbeda dengan ketupat, sumpil memiliki bentuk limas segitiga dan terdapat sambal kelapa sebagai bumbu. Cara mengonsumsinya pun cukup simpel, hanya membuka setengah bungkus sumpil lalu di cocolkan ke sambal kelapa.
Tidak hanya sebatas kuliner daerah, sumpil juga mengandung filosofi yang mendalam. Bentuk segitiga ke atas pada jajanan sumpil diartikan sebagai bentuk hubungan manusia dengan Tuhannya, sedangkan segitiga ke bawah berarti menandakan hubungan sesama manusia.
Jajanan sumpil masih tetap lestari yang dibuktikan dari adanya penjual jajanan ini di pasar walaupun sudah jarang ditemui. Selain itu, saat tradisi seperti weh-wehan masih ditemukan orang yang membuat sumpil. Namun semakin kesini masyarakat lebih memilih membeli jajanan modern untuk weh-wehan. Dengan adanya artikel ini diharapkan jajanan sumpil semakin banyak diminati oleh masyarakat lokal maupun luar daerah.
Sumber :
https://regional.kompas.com/read/2012/02/04/23125691/~Regional~Jawa
Penulis : Satrio Dewangga (@satriodewangga__ )
Desain : Ninda Munaya (@ninmusah)
credit gambar: inibaru.id, solopos.com
Leave a Reply