free page hit counter
Memanusiakan Manusia sebagai Bentuk Saling Menghargai

Pepatah “Memanusiakan Manusia” memiliki pemahaman yang sangat luas dalam kehidupan bermasyarakat. Secara garis besar pepatah ini mempunyai arti sebagai cara untuk membuat manusia menjadi manusia yang memiliki akal budi. Sebagai manusia yang memiliki akal budi, manusia diharuskan untuk saling menghormati, menghargai bahkan tidak mengadili setiap keputusan yang diambil oleh orang lain. Bahkan untuk sekadar keputusan sederhana yang dipilih orang lain manusia harus tetap menghormatinya.

Penanaman pemahaman untuk saling menghargai dan menghormati setiap pilihan orang lain harus dilakukan sejak usia dini. Usia anak-anak merupakan usia yang cukup rentan dalam menerima informasi yang diperoleh. Sekitar umur 0-6 tahun anak-anak mengalami fase pertumbuhan “Golden Age”, periode ini ditandai dengan pertumbuhan otak secara maksimal diikuti dengan pertumbuhan fisik, pola perilaku sikap dan emosi. Semua informasi akan diolah dan akan diimplementasikan berdasarkan apa yang dilihatnya di lingkungan sekitar. Jika orang tua tidak memperhatikan dengan benar perkembangan si anak maka akan berdampak buruk pada sifat bahkan perilaku anak.

Orang tua memiliki peran besar terhadap sikap dan perilaku yang dimiliki oleh anak-anak selama perkembangannya. Tidak perlu susah-susah untuk memberikan pemahaman terkait radikalisme kepada anak, orang tua cukup membantu untuk memberikan pemahaman terkait jiwa nasionalisme kepada si anak. Orang tua dapat memberikan pemahaman dimulai dari perbedaan yang ada di lingkungan sekitarnya, dimulai dari bahasa yang beda, agama yang beda bahkan fisik yang berbeda.

Keberagaman harus ditanamkan oleh orang tua sejak dini agar anak-anak usia dini memahami tentang hal mendasar di kehidupan. Jangan sampai anak-anak tersebut memilki sikap intoleran kepada sesama pada usia dini. Hal sepele yang sering ditemui di lingkungan anak-anak adalah bullying terhadap anak lain.

Bullying sering terjadi di lingkungan anak-anak yang memiliki perbedaan agama. Seperti video unggahan dari akun Twitter @KataNadiaa, pada video tersebut terdapat anak-anak yang sedang ditanyai orang lain. Anak didalam video tersebut bercerita bahwa dia mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan dari temannya karena memiliki agama yang beda bahkan hingga dijauhi oleh teman-temannya.

Video tersebut cukup memprihatinkan, bahkan usia anak-anak sudah melakukan tindakan intoleran kepada sesama temannya. Hal ini menjadi perhatian khususnya bagi orang tua untuk mendidik anaknya. Orang tua memiliki kewajiban untuk memberikan pemahaman pada anak-anaknya supaya bisa saling menghargai dan menghormati orang lain. Faktanya kasus serupa tidak terbatas usia, bahkan di lingkungan sekolah intoleran ini dilakukan oleh tenaga pendidik terhadap muridnya.

Kembali pada sifat dasar manusia yang memiliki akal budi, sifat toleransi harus ditanamkan pada generasi-generasi penerus bangsa. Memanusiakan manusia merupakan salah satu bentuk nasionalisme terhadap keberagaman yang perlu dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat tidak hanya pada anak-anak saja, mengingat semakin berkembangnya seseorang semakin berkembang pula pola pikir yang dimiliki dan harus diikuti dengan pemahaman untuk saling menghargai sebagai bentuk dari anti radikalisme.

Penulis: @‌nurkhaaal

Sumber:

https://twitter.com/KataNadiaaa/status/1666434458105548800?s=20

Leave a Reply

Your email address will not be published.