free page hit counter
NASIONALISME SEBAGAI VAKSIN ANTI RADIKAL DALAM MENCIPTAKAN INDONESIA YANG HARMONIS

Rasa saling menghargai merupakan sikap yang paling mudah untuk diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari. Semenjak duduk di jenjang sekolah dasar hingga sekarang, bisa dipastikan kita mengimplementasikan sikap nasionalisme secara sadar maupun tidak disadari. Nasionalisme dalam hal bersosialisasi di tengah keberagaman, semangat bergotong royong, dan kegiatan lainnya yang bisa mempererat rasa persatuan dan kesatuan.

Pada dasarnya pengetahuan nasionalisme sudah ditanamkan sedari menganjak usia dini. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh H. Supriana ketika acara workshop di Pendidikan Madrasah tepatnya Hotel Malabar Pangandaran, bahwasannya “cinta tanah air dan nasionalisme harus terus ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini”. Nasionalisme yang dianggap sudah melekat pada kehidupan kita dirasa kurang cukup karena masih banyak ditemukan kasus-kasus radikal yang sangat bertentangan dengan nilai nasionalisme.

Pelaku atau seorang yang pengidap radikalisme, dulunya juga memperoleh pendidikan yang didalamnya berisi pemahaman nasionalisme. Dengan begitu, penanaman sikap nasionalisme yang diajarkan di sekolah maupun luar sekolah dianggap kurang berhasil. Bahkan tanpa kita sadari kalau di dunia pendidikan pernah ditemukan kasus radikal, dimana yang seharusnya sebagai tempat untuk belajar justru terjadi penyimpangan. Hal tersebut mengacu pada pendapat M. Saekan Muchith (2007) di buku Pembelajaran Konstekstual, “Kasus yang ada di Magelang, dimana siswa SD di pukul oleh gurunya karena memotong pembicaraan si guru yang sedang memberi pengumuman. Kasus di Tanjung Pinang, dimana seorang oknum guru olahraga yang menendangi siswanya dengan dalih membimbing.”

Faktor yang dapat menjadikan seseorang terserang virus radikal sangat banyak. Salah satu faktor yang bisa menjalar secara cepat yaitu vaksin doktrin radikalisme. Sampai saat ini belum ditemukan vaksin penangkal atau counter dari penyebaran doktrin radikal ini. Virus radikalisme ini terus menyebar karena orang-orang yang sudah terkena akan bersikeras kalau dirinya merasa paling benar.

Sesuai dari kutipan buku Radikalisme dalam Perpesktif Analisis Wawancara Kritis (2015), ciri orang radikalisme yaitu selalu menolak dan memaksa perubahan yang ekstrem dengan jalan kekerasan maupun bersikeras meyakini hal yang seharusnya salah.

Sebagai generasi muda perlu mencegah penyebaran radikalisme dengan cara memberikan vaksin anti radikal kepada masyarakat luas. Vaksin ini bisa mencegah tersebarnya paham-paham radikal yang masih tersebar hingga saat ini dan dengan memberikan imunisasi kepada siswa, mahasiswa, pekerja, hingga orang tua diharapkan imun nasionalisme-Nya lebih kuat dan kebal dari faham-faham yang bertentangan dari ideologi.

Lingkungan yang memerlukan vaksin anti radikal meliputi sekolah dan kampus sebagai lingkungan pendidikan, lingkup desa/kelurahan, dan pondok pesantren. Pemberian imunisasinya secara sosialisasi luring maupun dengan membuat konten-konten positif di media sosial. Jika seluruh kalangan masyarakat sudah menerima vaksin anti radikal, dapat dipastikan radikalisme di negeri yang sangat beragam kultur budayanya ini, akan terasa lebih aman, saling menghargai, dan terasa aman dari ancaman-ancaman radikal.

Wabah dapat terhenti jika adanya vaksin penangkal. Diharapkan dengan adanya vaksin anti radikal mampu merubah pikiran-pikiran radikal menjadi pikiran positif salah satunya bentuk toleransi. Hakikatnya paham radikal memiliki kelemahan yaitu dengan rasa nasionalisme.

Penulis : Satrio Dewangga

DAFTAR PUSTAKA

Marhaenis, A. B. (2022). VAKSINASI DE-IDEOLOGISASI MELALUI STRATEGI PEMBUMIAN PANCASILA DI KALANGAN MAHASISWA INDONESIA. Jurnal Pembumian Pancasila, 2(1).

Muchith, M. S. (2017). ADDIN: RADIKALISME DALAM DUNIA PENDIDIKAN.

https://www.bnpt.go.id/kepala-bnpt-pancasila-vaksin-paling-ampuh-tangkal-virus-radikalisme-yang-menyebar-lewat-ruang-digital

https://pangandaran.kemenag.go.id/kakankemenag-cinta-tanah-air-harus-ditanamkan-sejak-usia-dini-2/

https://www.kompas.com/skola/read/2021/07/14/120000869/faktor-penyebab-munculnya-radikalisme

 

Penulis : Satrio Dewangga (@satriodewangga__ )

Desain : Nabilul Mas’ud (@___nblll)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.